PEKANBARU, suaraindonesia1.com – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Pekanbaru menutup rangkaian agenda akbar kaderisasi terpadu, Training Akbar Nasional II, yang dipadukan dengan Temu Ramah Pengader Regional se-Sumbagtera. Acara penutupan berlangsung meriah dan khidmat pada Minggu, 2 November 2025, bertempat di Gedung Balai Serindit, Provinsi Riau.
Kegiatan monumental ini berhasil menyinergikan empat program pengaderan tingkat lanjut sekaligus: Intermediate Training (LK II), Senior Course (SC), Penataran Korps HMI Wati (KOHATI), dan Study Intensif Mar’atus Sholihah (SIM). Acara penutupan mengusung tema besar: "Aktualisasi Peran Kader HMI dari Intelektual Progresif Menuju Agen Perubahan dalam Menjawab Tantangan Menuju Indonesia Emas 2045."
Ketua Pelaksana Temu Ramah Pengader, Kanda Muhammad Rifki, melaporkan bahwa acara Temu Ramah berjalan sukses sebagai ajang konsolidasi dan pertukaran ide antar pengader terbaik HMI di wilayah Sumatera Bagian Tengah dan Selatan (Sumbagtera). "Temu Ramah ini menjadi bukti soliditas para pengader HMI se-Sumbagtera. Kolaborasi antar wilayah sangat penting untuk memastikan gerak HMI selaras dalam merespons isu-isu regional dan nasional," kata Muhammad Rifki.
Kemudian, dalam sambutannya, Ketua Umum HMI Cabang Pekanbaru, Givo Vrabora, menyampaikan apresiasi tinggi atas semangat juang seluruh peserta.
“Pertama,Training Akbar Nasional II, yang telah menguji mental dan mengasah nalar kritis kita. Training Akbar Nasional II ini adalah monumen komitmen kita pada pengaderan. Kita tidak hanya mencetak organisatoris, tetapi kita mencetak intelektual progresif yang memiliki kesadaran keislaman, keindonesiaan, dan kesiapan menjawab tantangan zaman. Kedua, Temu Ramah Pengader Regional Sumbagtera, yang telah merekatkan soliditas dan menyamakan frekuensi gerakan kita. Kami, HMI Cabang Pekanbaru, merasa bangga menjadi tuan rumah bagi konsolidasi intelektual dan emosional ini. Kami yakin, dari rahim training dan temu ramah ini, lahirlah kesadaran kolektif yang baru.
Beberapa pesan mendasar saya sebagai Ketua Umum:
1. Momentum Aktualisasi Intelektual Progresif, Kalian bukan lagi kader yang hanya menerima. Kalian kini adalah alumni yang dituntut untuk mengaktualisasi diri. Intelektual progresif berarti kemampuan untuk membaca realitas sosial-politik di Sumatera, mengidentifikasi ketidakadilan, dan merumuskan solusi yang berlandaskan nilai-nilai Keislaman dan Keindonesiaan. Bawa hasil diskusi dan temuan di training ini ke dalam setiap kebijakan dan gerakan kalian di daerah masing-masing.
2. Soliditas Regional: Kekuatan Sumbagtera, Temu Ramah ini membuktikan bahwa HMI di Sumbagtera adalah kekuatan yang utuh. Kita menghadapi tantangan yang serupa, mulai dari isu pengelolaan sumber daya alam hingga penguatan otonomi daerah. Jangan pernah bergerak sendiri-sendiri. Jaga komunikasi dan jadikan persatuan pengader ini sebagai fondasi kekuatan untuk mendesain masa depan regional menuju Indonesia Emas 2045.
3. Yakin Usaha Sampai : Spirit Pengabdian, Penutupan ini bukan bermakna usai. Justru, ini adalah awal dari pengabdian yang lebih besar. Setelah berilmu, kalian harus berani menjadi pencipta (inovator) dan pengabdi (solusioner) di tengah masyarakat. Ingatlah: Yakin Usaha Sampai bukan hanya tentang keberhasilan pribadi, tetapi tentang sejauh mana kita mampu membawa kemaslahatan bagi umat dan bangsa. Kami menyampaikan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada seluruh pihak yang telah menyukseskan acara ini, khususnya panitia pelaksana, Korps Pengader, dan senior HMI,” tegas Givo Vrabora.
Acara tersebut juga dihadiri oleh kanda Fauzi Kadir sebagai pelaku sejarah dan senior di HMI. “Adik-adik kader HMI, hari ini bukanlah akhir, melainkan gerbang awal perjuangan yang sesungguhnya. Selama beberapa hari di Asrama Haji dan sampai pada saat penutupan di balai serindit, kalian telah ditempa. Kalian telah mengasah intelektualitas, memperkuat nilai keislaman, dan meneguhkan komitmen kebangsaan. Ini adalah modal paling berharga untuk mengaktualisasikan peran kalian. Tema yang kita angkat, "Aktualisasi Peran Kader HMI dari Intelektual Progresif Menuju Agen Perubahan dalam Menjawab Tantangan Menuju Indonesia Emas 2045," bukan sekadar jargon, melainkan panggilan sejarah. Apa itu Intelektual Progresif? Intelektual progresif bukan hanya yang pandai berteori di ruang-ruang akademik. Ia adalah individu yang mampu menghubungkan ilmu pengetahuan dengan realitas sosial, yang menggunakan kecerdasannya untuk melihat ketidakadilan, dan yang berani berdiri di garda terdepan untuk menawarkan solusi yang konstruktif dan transformatif. Tantangan Menuju Indonesia Emas 2045 sangatlah kompleks: mulai dari disrupsi teknologi, krisis lingkungan, hingga ancaman degradasi moral dan ideologi.
Acara berlangsung hikmat dan dihadiri pengurus PB dan senior HMI. Secara simbolis, penutupan resmi kegiatan ini dilakukan oleh Kanda Ahmad Nurfajri S., Koordinator Korps Pengader Nasional PB HMI. Beliau berpesan agar alumni Training Akbar II mampu mengamalkan ilmu yang didapat dan menjadi duta HMI yang berdaya guna.
"Anda semua adalah harapan HMI dan harapan bangsa. Jadilah agen perubahan yang mampu menerjemahkan nilai-nilai Islam dan keilmuan dalam setiap langkah perjuangan demi terwujudnya cita-cita Indonesia Emas 2045. Yakin Usaha Sampai!," tutup Ahmad Nurfajri, disambut gemuruh tepuk tangan.
Rangkaian Training Akbar Nasional II ditutup dengan pembacaan doa dan sesi foto bersama, menandai berakhirnya pelatihan kaderisasi yang diharapkan mampu melahirkan pemimpin-pemimpin masa depan Riau dan Indonesia.
Reporter: Jhul Ohi



