KOTA GORONTALO, suaraindonesia1.com – Sebuah tragedi yang semestinya tidak perlu terjadi kembali mengguncang publik. Seorang warga yang sedang berjuang antara hidup dan mati harus kehilangan nyawanya hanya karena ambulans, fasilitas paling dasar dalam pelayanan darurat tak tersedia tepat waktu.
Ketika keluarga menghubungi Puskesmas Sipatana, mereka diminta untuk menunggu sopir ambulans yang berjam-jam tak kunjung datang. Harapan mereka musnah oleh jawaban yang tak masuk akal: sopir ambulans sedang ikut pertandingan voli dalam rangka perayaan Hari Kesehatan Nasional.
Di tengah duka keluarga, muncul suara tegas dari mahasiswa. Presiden BEM Universitas Ichsan Gorontalo menegaskan bahwa kelalaian tersebut bukan hanya kesalahan teknis, melainkan kegagalan total dalam kepemimpinan sektor kesehatan kota.
“Bagaimana mungkin sebuah puskesmas kehilangan fokus pelayanan pada momen paling genting hanya demi euforia seremonial?. Ini bukan sekadar urusan staf yang lalai. Ini persoalan manajerial. Dan ketika manajerial gagal, maka tanggung jawab langsung mengarah kepada kepala dinas dan kepala puskesmas,” ujarnya.
Ia juga menegaskan bahwa kejadian ini tidak boleh selesai dengan permintaan maaf atau klarifikasi semata. Baginya, pertanggungjawaban struktural adalah satu-satunya jalan.
“Kami mendesak Wali Kota Gorontalo untuk segera mencopot Kepala Dinas Kesehatan serta Kepala Puskesmas Sipatana. Mereka telah gagal memastikan kesiapsiagaan layanan kesehatan saat nyawa masyarakat dipertaruhkan,” tegasnya.
Presiden BEM tersebut menyatakan bahwa Wali Kota memiliki kewenangan penuh dan tidak boleh berdiam diri di tengah tragedi yang mencoreng kemanusiaan ini.
“Jika Wali Kota tidak bertindak tegas, itu berarti beliau merestui kelalaian ini terjadi. Tidak ada alasan menunggu evaluasi panjang. Nyawa sudah melayang, dan itu cukup sebagai dasar tindakan politik. Dan publik akan melihat apakah keselamatan warga cukup penting untuk membuat pemimpin kota bertindak?,” katanya.
Ia juga menambahkan bahwa pencopotan bukan semata-mata hukuman, tetapi sinyal bahwa pemerintah kota benar-benar berpihak pada keselamatan masyarakat bukan pada kenyamanan birokrasi.
Reporter: JO



