BREAKING NEWS
latest
header-ad

468x60

header-ad

HMI Gugat Penghargaan Polres Gorontalo sebagai Terbaik: “Jangan Bohongi Publik, Dua Laporan Pemukulan Kader Kami Belum Tuntas”

GORONTALO, suaraindonesia1.com – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Badan Koordinator Sulawesi Utara-Gorontalo secara tegas menggugat legitimasi penghargaan yang diterima Polres Gorontalo sebagai instansi terbaik pertama dalam menyelesaikan laporan polisi. Kritik keras ini dilayangkan menyusul dua kasus pemukulan terhadap kader HMI yang dilaporkan ke Polres Gorontalo pada Mei 2025, namun hingga tujuh bulan kemudian masih menggantung tanpa kejelasan penyelesaian hukum.


“Kami mempertanyakan dengan sangat kritis: atas dasar apa Polres Gorontalo layak menerima penghargaan sebagai instansi terbaik dalam menyelesaikan laporan polisi, sementara dua laporan resmi kami yang disertai saksi saksi dan bukti visum et repertum sama sekali tidak ditindaklanjuti secara serius? Ini bukan hanya kelalaian, tapi bentuk pembohongan publik yang sistematis,” tegas Aris Setiawan, Ketua HMI Badko Sulut-Go, dalam konferensi pers, Selasa (23/12/2025).


Kedua kader HMI yang menjadi korban adalah Harun Alulu, Kabid Hukum Pertahanan dan Keamanan HMI Badko Sulut-Go, yang melaporkan kasusnya ke Polres Gorontalo dan diliput Detik.com pada 13 Mei 2025, serta Syawal Hamzati, Ketua Bidang PTKP HMI Cabang Gorontalo, yang juga melaporkan kasusnya dan diliput Kontras.id pada 16 Mei 2025. Kedua aktivis ini adalah dikenal memang getol memperjuangkan hak-hak masyarakat, khususnya terkait isu lingkungan di Gorontalo.


“Namun, komitmen mereka justru dibalas dengan kekerasan, dan laporan resmi kami ke Polres Gorontalo diabaikan begitu saja. Kami memiliki bukti visum et repertum yang sah dan lengkap, namun tujuh bulan berlalu tanpa progres signifikan, tanpa pelaku yang diproses, tanpa kejelasan sama sekali,” ungkap Aris dengan penuh kekecewaan.


HMI menyoroti pola sistematis pengabaian terhadap laporan yang melibatkan aktivis lingkungan dan mempertanyakan inkonsistensi mencolok antara penghargaan yang diterima Polres Gorontalo dengan realitas di lapangan.


“Sangat mencurigakan bahwa dua kader kami yang vokal dalam isu lingkungan di Gorontalo justru menjadi korban kekerasan, dan laporan yang telah kami sampaikan tidak ditangani dengan serius. Apakah ini kebetulan? Atau ada agenda tersembunyi untuk membungkam suara-suara kritis yang mengancam kepentingan tertentu?” tegas Aris.


Organisasi kemahasiswaan ini mendesak Polres Gorontalo untuk segera memberikan penjelasan transparan kepada publik, mengusut tuntas kedua kasus ini, memproses pelaku sesuai hukum yang berlaku, dan menghentikan praktik diskriminatif dalam penanganan laporan.


“HMI akan terus mengawal kedua kasus ini hingga tuntas, tanpa kompromi. Kami tidak akan diam melihat kader-kader kami yang memperjuangkan hak rakyat menjadi korban kekerasan tanpa keadilan,” tutup Aris Setiawan dengan tegas.


HMI memberikan peringatan keras bahwa jika dalam waktu dekat tidak ada tindakan konkret dan progres nyata dari Polres Gorontalo, organisasi ini tidak akan segan mengambil langkah hukum lebih lanjut, melibatkan publik lebih luas, dan mengekspos kegagalan sistematis Polres Gorontalo di hadapan nasional.


“Keadilan untuk Harun Alulu dan Syawal Hamzati adalah keadilan untuk seluruh pejuang lingkungan dan mahasiswa Indonesia. HMI akan tetap mengawal persoalan ini sampai tuntas!”


Reporter: Jhul-Ohi

« PREV
NEXT »